Oleh : Zidni Taqiya Perdana (Departemen Salam Palestine and International Centre Salam UI 22)
Yasser Arafat
Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa, atau Yasser Arafat (beberapa versi sejarah menyebutnya Yasir Arafat) merupakan salah satu tokoh pejuang Palestina abad ke-19. Beliau merupakan presiden pertama Palestina. Awalnya, pada konferensi Arab tahun 1964, Yasser bersama tokoh Arab lain memprakarsai pembentukan organisasi rakyat Palestina sebagai bentuk protes terhadap berdirinya negara Israel pada tahun 1948 oleh PBB. Kemudian didirikanlah Palestine Liberation Organization (PLO) yang diketuai oleh Yasser Arafat. Pada 22 November 1974, Majelis Umum mengundang PLO untuk berpartisipasi dalam proses persidangan dengan status pengamat, sebagai wakil dari rakyat Palestina. Status pengamat ini kemudian diperluas mencakup semua badan-badan PBB. Israel menolak melakukan negosiasi dengan PLO, meski PLO sudah diakui PBB sebagai entitas perwakilan bangsa Palestina. Akhirnya, pada 15 November tahun 1988, PLO mendeklarasikan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair, dengan presiden pertamanya yakni Yasser Arafat.
Gambar 1.1. Yasser Arafah
Sumber: Mina News
Data lahir Yassir Arafat masih dalam perdebatan sejarah. Sebagian versi menyebut Yasser Arafat lahir di Kairo, sebagian menyebut lahir di Gaza Palestina. Nama panjang Arafat adalah Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa. Mohammed Abdel Rahman adalah nama pertamanya, Abdel Raouf adalah nama ayahnya, dan Arafat adalah nama kakeknya. Al-Qudwa adalah nama suku Arafat dan al-Husseini adalah nama klan induk al-Qudwa. Klan al-Husseini berasal dari Gaza, dan harus dibedakan dengan klan lain asal Yerusalem yang terkenal namun tidak berkaitan, al-Husayni.
Gambar 1.2. Palestine Liberation Organization
Sumber: Al Shabaka
Ayah Arafat bekerja sebagai seorang pedagang kain di distrik El-Sakakini. Arafat adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, dan satu dari dua (bersama adiknya Fathi) anak keluarga itu yang dilahirkan di Kairo. Ibunya, Zahwa Abul Saud, wafat pada tahun 1933 karena menderita penyakit ginjal, saat Arafat masih berusia empat tahun. Arafat mengalami hubungan yang kurang harmonis dengan ayahnya. Saat ayahnya wafat pada tahun 1952, Arafat tidak menghadiri pemakamannya, dan juga tidak mengunjungi makamnya ketika berada di Gaza.
Sejarah mencatat bahwa Yasser menempuh pendidikan di Kairo, tepatnya di seolah menengah teknik di Mesir. Pada tahun 1944, Arafat melanjutkan pendidikan di Teknik Sipil Universitas Raja Fuad I. Selama Perang Arab-Israel 1948, Arafat meninggalkan kampusnya dan berusaha memasuki Palestina bersama pemuda-pemuda Arab lainnya, bergabung dengan pasukan Ikhwanul Muslimin yang sedang bertempur melawan tentara Israel. Namun pada akhirnya, kekalahan condong ke pihak pasukan muslimin. Pada awal 1949, Arafat memilih pulang ke Kairo dari peperangan. Setelah kembali ke kampusnya, Arafat melanjutkan kembali kuliah teknik sipil-nya dan terpilih menjadi ketua umum Persatuan Mahasiswa Palestina dari tahun 1952 hingga 1956. Pada tahun pertamanya sebagai ketua umum persatuan tersebut, universitasnya berubah nama menjadi Universitas Kairo setelah sebuah kudeta militer berhasil menurunkan Raja Farouk.
Gambar 1.3. Cairo University, the history of King Fuad University
Sumber: pinterest.com
Pengusiran oleh Presiden Mesir akibat peperangan, menyebabkan Arafah pindah menuju Kuwait pada tahun 1957. Di sana dia bersahabat dengan dua orang Palestina, Salah Khalaf (Abu Iyad) dan Khalil al-Wazir (Abu Jihad). Keduanya merupakan anggota Ikhwanul Muslimin cabang Mesir. Arafat telah bertemu dengan Abu Iyad sebelumnya ketika masih kuliah, dan dengan Abu Jihad di Gaza. Keduanya kelak menjadi tangan kanan Arafat dalam dunia politik.
Pada akhirnya, Arafah dan kawan-kawan Palestina lain (Khalil al-Wazir, Salah Khalef, Khalid al-Hassan, Faruq Qaddumi, Mohammad Yusef, dan Zuhayr al-Alami) mendirikan organisasi pergerakan bernama Fatah.
Arafat meninggalkan dunia pada 11 November 2004, dalam usia 75 tahun. Ketika berita kematian Arafat diumumkan, rakyat Palestina berduka cita dengan bacaan Al-Qur’an di masjid-masjid sepanjang Tepi Barat dan Jalur Gaza. Arafat dimakamkan di Kairo Mesir pada 13 November 2004.
Gambar 1.4. Fatah
Sumber: Palsawa.com
Syekh Ahmad Yassin
Nama lengkap dari Syekh Ahmad Yassin ialah Ahmad Ismail Yassin. Beliau merupakan aktivis Ikhwanul Muslimim di Palestina, sekaligus pendiri Gerakan Jihad Hamas pada tahun 1988. Melalui gerakan tersebut, Syekh Ahmad Yassin menebarkan semangat jihad di kalangan warga Palestina khususnya generasi muda sebagai pelaku intifadhah.
Syekh Ahmad Yasin dilahirkan di Desa Al-Jaurah, pinggiran al-Mijdal, tahun 1936, selatan Jalur Gaza. Sejak usia tiga belastahun, Ahmad Yasin telah terlibat secara aktif dalam kegiatan keIslaman yang dikelola Ikhwanul Muslimin cabang Palestina. Ketika kecil, ia di panggil dengan nama Ahmad Sa’dah. Nama tersebut diambil dari nama ibunya yang bernama Sa’dah Abdullah Al-Hubael,. Hal ini dilakukan untuk membedakan nama Ahmad yang banyak dipakai di keluarga Ahmad Yassin.
Gambar 2.1. Syekh Ahmed Yassin
Sumber: Biografi Tokoh Dunia
Sejak menamatkan sekolah menengahnya pada tahun 1958, Syekh Ahmad Yassin diberi kesempatan mengajar. Dari sinilah, rasa untuk membangun rakyat dan menanamkan kekuatan terhadap ajaran Islam lewat pendidikan mulai tampak. Berbagai cara ia lakukan, termasuk orasi untuk membangkitkan dan membangun Palestina menjadi baik, terbebas dari segala bentuk ketidakadilan. Orasi yang membara ini membuat namanya meroket di kalangan aktivis dakwah di Gaza. Keberadaannya pun mulai dikhawatirkan oleh pemerintah Mesir. Karena kepiawaiannya dalam membakar semangat para pejuang di Gaza ini, membuat intelijen Mesir menangkapnya pada tahun 1965. Ia pun sempat dikurang dalam penjara selama sebulan, namun dibebaskan kembali karena tidak terbukti bersalah.
Gambar 2.2. Syekh Ahmed Yassin
Sumber: BBC News UK
Tahun 1983, Israel menangkap Syekh Ahmad Yassin dan sejumlah pengikutnya dengan dakwaan menghasut rakyat Palestina untuk melawan pemerintah Israel, mendalangi permusuhan terhadap Israel, dan berencana menghancurkan negeri Yahudi itu. Ia dijatuhi hukuman penjara selama tiga belas tahun. Akan tetapi, pada tahun 1985, ia dibebaskan melalui tukar menukar tawanan dengan tentara Israel yang disandera pejuang Palestina.
Agresi tentara Israel terhadap Palestina yang tiada henti membuat Syekh Ahmad Yassin bersama sejumlah aktivis dakwah Ikhwanul Muslimin di Jalur Gaza, sekaligus rekannya, Abdul Aziz al-Rantissi dan Khaled Meshaal, terpanggil untuk mendirikan sebuah organisasi perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel. Pada tahun 1987, tiga serangkai ini kemudian menyepakati mendirikan Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah (HAMAS). HAMAS didirikan sebagai organisasi Islam yang ditujukan untuk membebaskan tanah Palestina dari cengkraman Zionis Israel. Kemudian Syekh Ahmad Yassin diangkat menjadi pemimpin spiritual HAMAS.
Gambar 2.3. Hamas
Sumber: Suara Palestina
Syekh mendirikan Islamic Center di Gaza. Islamic Center ini menjadi markas bagi infrastruktur Islami yang sedang tumbuh yang meliputi organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Gerakan yang dibentuk Syekh Ahmad Yassin ini semakin membuat kemarahan Zionis. Penjajah Zionis berpikir keras untuk menghentikan aktivitas Syekh Ahmad Yassin ini.
Pada hari senin, tanggal 22 Maret 2004, ledakan dahsyat mewarnai langit Gaza. Tiga buah roket diluncurkan Israel melalui helikopter Apache ke arah Syekh Ahmad Yassin serta dua orang pengawalnya ketika selesai melaksanakan shalat Subuh di Masjid al-Mujama’al-Islami di Gaza. Peristiwa itu menandai berakhirnya kiprah Syekh Ahmad Yassin dalam perjuangan Palestina. Hari itu, warga Palestina dan umat Islam sedunia berkabung. Hingga kini, semangat perjuangan dan Syekh Ahmad Yassin masih tetap di kenang. Semangat perjuangannya untuk membebaskan Palestina dari penjajah Israel tetap mengalir dalam darah dan jiwa anak-anak muda di Jalur Gaza.
Gambar 2.4. Mengenang Syekh Ahmed Yassin
dr. Abdel Aziz Rantissi, Pemimpin Hamas dari Kalangan Dokter Spesialis Anak
Abdel Aziz Ali Abdulmajid Al-Rantissi lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di Desa Bina, antara Askalan dan Yafa. Sebuah desa yang termasuk Yavne Modern, yang tidak ditempati pada tahun 1948. Sejak kecil Rantissi tinggal di Yibna, dekat Jaffa. Namun karena terjadi perang Arab-Israel pada tahun 1948, keluarganya mengungsi ke Jalur Gaza.
Ia mempelajari ilmu kesehatan anak di Mesir selama 9 tahun dan merupakan dokter berijazah, walaupun tak pernah berpraktek. Pada 1976 ia kembali ke Gaza. Tidak banyak data sejarah yang mencatat riwayat pendidikan dan kehidupan masa kecil beliau.
Gambar 3.1. Abdul Aziz Rantisi
Sumber: Skepticism
Bersama Syekh Ahmad Yassin, Abdul Aziz Rantisi adalah salah seorang yang ikut membantu lahirnya HAMAS pada tanggal 15 Desember 1987. Diantaranya yang ikut membantu yakni Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya seorang guru), Isa Nashar dan Abu Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri (Farmakolog).
Pada akhir 1992, bersama dengan ratusan anggota HAMAS dan Jihad Islam lainnya, Rantisi dideportasi ke Lebanon atas tuduhan melakukan serangkaian provokasi yang berujung pada terjadinya kerusuhan di Gaza. Pasca pembebasannya, ia pun ditangkap berkali- kali karena sikap kritisnya terhadap pemerintahan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Yasser Arafat.
Gambar 3.2. Hamas
Sumber: Radio Fajri FM
Pada 6 Juni 2003, Rantissi memutuskan diskusi dengan Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas, yang telah menyerukan penghentian perlawanan bersenjata. Namun secara tegas, Rantissi tidak sepakat dengan pendapat Perdana Menteri tersebut. Perlawanan terhadap Zionis Israel yang secara terang-terangan menjajah harus dilawan. Selang empat hari dari kejadian tersebut, usaha pembunuhan terhadap Rantissi pun dilancarkan oleh Zionis Israel, tepatnya pada tanggal 10 Juni 2003.
Gambar 3.3. Perdana Menteri Palestina Mahmud Abbas
Sumber: Suara Palestina
Puncak kepemimpinan HAMAS pun berada penuh pada dirinya pada 24 Maret 2004, menggantikan Syekh Ahmad Yassin yang wafat akibat serangan militer Israel. Ia memikulnya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. Ia sangat berhati-hati terhadap uang atau material milik kelompok gerakan jihad. Sikap amanah merupakan sebagian dari hidupnya, sehingga ia sangat dipercayai oleh pengikut dan pendukungnya.
Pada 17 April 2004, beliau meninggalkan dunia untuk selamanya. Ia diserang oleh angkatan pertahanan udara Israel saat menuju Gaza. Serangan udara militer Zionis Israel berhasil menghantam mobil yang ia kendarai.
Disusun oleh:
Departemen Salam Palestine and International Center Salam UI 22
Dokumen dapat diunduh di bawah ini.
Referensi:
Aburish, S. (1999). Arafat: From Defender to Dictator. [Online] available at https://www.meforum.org/1268/arafat-from-defender-to-dictator accessed at 2 Nov 2019.
Aslamiah, S (2012). Diplomasi Indonesia dalam Mendukung Palestina menjadi Negara Peninjua di PBB tahun 2012. [Online] available at https://media.neliti.com/media/publications/32782-ID-diplomasi-indonesia-dalam-mendukung-palestina-menjadi-negara-peninjua-di-pbb-tah.pdf accessed at 2 Nov 2019
Dewi, I, dkk (2008). Gerakan Rakyat Palestina: Dari Deklarasi Negara Israel sampai Terbentuknya Negara-Negara Palestina. [Online] available at http://staffnew.uny.ac.id/upload/132306803/penelitian/Gerakan+Rakyat+Palestina.pdf accessed at 2 Nov 2019.
Morrison (1984). Understanding the PLO. [Online] avaliable at https://www.aiswest.com/uploaded/2018_Summer_Work/History/Understanding_the_PLO_(1).pdf accessed at 2 Nov 2019.
Nurjati, S (n.d). Sejarah Berdirinya Hamas. [Online] available at http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214123141165.pdf accessed at Nov 2019.
Satloff, R (n.d). A Primer on Hamas: Origins, Tactics, Strategy, and Response. [Online] available at https://www.washingtoninstitute.org/html/pdf/PF53-Satloff.pdf accessed at 2 Nov 2019.