“Puasa Beneran Bikin Sehat Ngga, Sih?”

Oleh Resky Syam

(Wakil Ketua Nurani FKM UI 2018)

 

Puasa beneran bikin sehat nggak, sih?
Ibadah Puasa dalam Perpektif Medis

Umumnya, semua orang setidaknya paham bahwa puasa memberikan manfaat bagi kesehatan. Bagi ia yang menjalanankan ibadah puasa dengan benar. Baik dalam segi waktu makan, pemilihan jenis makanan, porsi, dan lain-lain. Sejak dahulu pun puasa dijadikan sebagai terapi kesehatan bahkan digunakan sebagai sarana untuk menyembuhkan ragam penyakit. Masih ragu? Yuk, kita simak beberapa penelitian terdahulu dan informasi lainnya yang sudah membuktikan manfaat puasa dalam kesehatan manusia.

Pada 1941, terbit sebuah buku yang berjudul “Pengobatan dengan Puasa.” Buku tersebut menjelaskan detail cara dan metode puasa sebagai terapi untuk menyembuhkan berbagai penyakit berat. Penulis buku itu menjelaskan bahwa rasa lapar akan mempengaruhi struktur dan fungsi semua organ tubuh serta dapat mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.

Seorang ahli medis dari Amerika mengatakan bahwa setiap manusia membutuhkan puasa karena racun-racun (toksin) dari berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia berkumpul dalam tubuh sehingga membuat seseorang seperti orang yang sakit dan kehilangan semangat. Ketika berpuasa, kadar toksin itu akan berkurang, bahkan secara bertahap akan menghilang dari tubuh sehingga tubuh bersih dari pengaruh racun. Sel-sel tubuh kembali diperbarui tak lebih dari 20 hari setelah puasa usai. Bahkan, tubuh akan dialiri semangat dan fasilitas yang lebih baik yang tak pernah dirasakan sebelum berpuasa.

Maka benar yang dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa siapa saja yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan, maka ia akan diberikan kesehatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu :

“Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” (HR.Thabrani)

Prof. Dr.Zaghlul Raghib al-Najjar dalam bukunya “Buku Pintar Sains dalam Hadist” menurunkan sebuah penelitian yang sangat menakjubkan terkait dengan keajaiban puasa Ramadhan. Menurutnya, hasil penelitian ilmiah mengatakan bahwa hasil penelitian bahwa sistem pertahanan tubuh orang yang berpuasa lebih baik daripada orang yang tidak berpuasa, terutama pada kinerja otot, hati, pencernaan, dan pernapasan. Dengan pertahanan tubuh yang lebih baik, orang yang berpuasa dapat menahan tekanan kejiwaan secara lebih baik ketimbang orang yang tidak berpuasa. Hal ini disebabkan karena perbedaan sumber energi yang ada di dalam tubuh mereka. Namun, jika seseorang berpuasa tidak sesuai syariat seperti melebihi 14 jam atau puasa sehari semalam maka pertahanan tubuh dan sistem jaringan tubuh akan melemah.

“Puasa, akan melebur cairan minyak dalam tubuh sehingga menambah tingkat keasaman minyak yang panas dalam darah. Tingkat keasaman inilah yang menjadi sumber energi bagi orang yang berpuasa yang menggantikan fungsi glukosa pada orang yang tidak berpuasa. Kondisi ini dapat membantu mengurangi kerusakan sistem glukosa pada sistem jaringan otot dan hati keika orang yang berpuasa melakukan aktivitas. Puasa juga meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang jika kadarnya berkurang akan menyebabkan letih dan lemah. Kebutuhan energi tubuh manusia, baik yang berpuasa maupun tidak, dipenuhi dengan kandungan glukosa dalam darah. Jika orang yang berpuasa dan tidak berpuasa melakukan suatu pekerjaan maka tenaga yang terkuras pada orang yang tidak berpuasa lebih besar dibandingkan orang yang berpuasa.” Demikian Prof. Dr.Zaghlul Raghib al-Najjar.

Ketika berpuasa, seseorang menghentikan aktivitas tertentu seperti makan dan minum. Dalam keadaan seperti itu, beberapa organ tubuh dapat beristirahat. Berpuasa juga dapat menguras dan menghilangkan banyak lemak, minyak, keringat, lendir, angin, virus, parasit, dan zat lainnya yang berbahaya bagi tubuh. Semua zat tersebut dapat merusak kesehatan manusia terutama jika zat atau senyawa tersebut menggumpal dalam tubuh manusia dalam jumlah yang besar. Karenanya diperlukan langkah untuk membersihakan tubuh secara berkala dari berbagai objek yang merugikan. Dan teknik membersihkan yang paling baik adalah berpuasa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada kaum beriman untuk berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Lalu, masihkah kita ragu dalam berpuasa? Selain mendapatkan pahala berlipat ganda, juga manfaat bagi kesehatan yang begitu banyak. Tentunya dalam menjalankan puasa sesuai dengan syariat dan hal-hal yang harus diperhatikan lainnya agar tubuh juga dapat merasakan manfaat secara maksimal 🙂

Referensi:
Ahmad Zacky El-Shafa. 2018. Nikmatnya Ibadah: Tinjauan Psikologi dan Medis Ibadah Sehari-hari. Penerbit Delta Prima Presss: Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.