“Notula Muhasabah Akbar Muharram 1441H”

Klik tombol yang terletak di pojok kanan atas untuk memperbesar versi pdf.

Tema : Peran Masyarakat dalam Perkembangan Bangsa

Pembicara : Banu Muhammad. S.E., MSE. (Pembina Salam UI)

  • Apakah Islam itu selama ini dimarjinalkan?
  • Padahal kalau kita berbicara perjuangan bangsa Indonesia dari Aceh sampai Timur, perjuangan dari abad ke-14, 15 terutama abad 16 sampai 19 hampir semua perjuangan itu dilakukan oleh umat islam. Jika diperhatikan poster pahlawan bias dilihat 9 dari 10 pahlawan kita itu umat ini.
  • Begitu Jepang mendirikan BPUPKI pada Maret 1945. Komposisi umat ini sudah marjinal, dari 62 anggota bpupki, tokoh umat ini engga lebih dari 10, sudah marjinal kan? Persis seperti komposisi politik umat ini. Pengamatan saya yang bukan sebagai orang politik, dari tahun 1945 hingga hari ini, ya begitulah umat Islam, strukturnya seperti itu.
  • Padahal kalau kita runut dari 1901, 1905 Sarikat Dagang Islam, Persis, 1912 Muhammadiyah berdiri, 1926 NU berdiri dll.., peran umat ini luar biasa
  • Budi utomo itu cuma yang berpendidikan, dan hanya cuma jawa.
  • Sarekat Islam ketika berkumpul di Palembang pada 1920, sudah beranggotakan 2 juta orang. Dan gerakan SI ini merupakan gerakan yang mengkhawatirkan Belanda. Sedangkan budi utomo itu sejatinya tidak terlalu mengkhawatirkan Belanda.
  • Kemudian ketika telah dibentuk landasan negara. Ki bagus hadi kusumo, beliau orang yang kokoh untuk menjadikan islam sebagai dasar hukum. Pancasila itu adalah kompromi dari sebuah diskusi panjang yang terus dipikirkan.
  • Orang-orang yang Jepang pilih, alasannya orang-orang modern yang bisa merangkai negara, diskusi-diskusi ini pun semakin mengerucut dan menghasilkan piagam Jakarta.
  • Jepang terus melemah, awal agustus. PPKI, anggota Cuma 21, tokoh umat islam tuh cuma 2.
  • Menyisakan banyak beban di hati umat ini. PPKI berdiri awal agustus, menjadi cepat berfungsi ketika 6 agustus Hiroshima dibom. Proklamasi itu diproklamasikan di rumah umat islam (Rumah Faradj bin Said Awad Martak). Sidang 18 agustus, peran pemuda pun memimpin. Begitu masuk ke isu-isu strategis, PPKI dibubarkan kan dibentuk KNIP
  • Kemudian barulah bertambah seorang umat islam, yaitu Mr. kasman singodirejo.
  • Menteri agama pada waktu itu engga punya perangkat kerja sebagai perangkat menteri. Tugasnya hanyalah memberi nasehat
  • Kalau kita baca dengan seksama era awal kemerdakaaan kita, faktanya, umat ini sudah sukses dimarjinalkan sejak lama.
  • Mengapa bisa begitu? Karena kita tidak bisa menguasai sisi-sisi yang harusnya kita kuasai untuk memperjuangan keadilan serupa
  • Kita baru saja kehilangan seorang tokoh islam yang paling berpengaruh sejak kemerdekaan Indonesia, yaitu Pak Habibie.
  • Rasanya kehilangan setelah itu muncul isu pelemahan KPK, RUU KUHP dengan segala plus minusnya, lalu RUU P-KS
  • Untuk mempertahankan agar kita tidak dimarjinalkan peran kita, kita harus menjadi umat yang cerdas dan pandai, ialah menguasai Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi
  • Aktivitas dakwah atau aktivitas perjuangan kita harus diutamakan dalam tiga aspek ini. Pendidikan di Indonesia masih menyedihkan, masih banyak generasi muda yang tidak mendapat pendidikan yang memmadai. Karena faktanya, kita akan semakin mudah terombang ambing seperti buih di lautan jika SDM kita lemah.
  • Hidup itu akan menyenangkan kalau kita punya pilihan.
  • Faktanya, hari ini banyak dari umat ini yang gak punya pilihan.
  • Kalau kita mau punya ruang memilih yang begitu besar, kita memang harus menguasai Pendidikan
  • Ayo kita bergerak agar kita tidak memarjinalkan kita menjadi kaum kelas 2.
  • Terakhir: pesan pak banu adalah, ketika kita memahami peran kita ini dikerdilkan, maka hal yang harus kita lakukan adalah.. kita harus membuat banyak titik-titik pertumbuhan. Hari ini kesempatan telah banyak dan terbuka untuk siapapun jadi tinggal kita siap bergerak, dan punya kapasitas atau tidak.
  • Pertanyaan
  1. Tadi kan dijelaskan kita bagaimana agar cara kita bisa mengajar di sekolah dan bisa mengena ke peserta didiknya. Bagaimana cara kecil namun nyata yang bisa diterapkan?
  2. Misalkan nih, ada misi kebangkitan islam dalam mempelajari Sains dan Teknologi dan dari misi ini ustadz diberi pilihan pemimpin, ada satu orang itu punya semangat yang tinggi tapi secara potensi masih kurang, atau orang yang berpotensi bagus tapi kualitas imannya masih kurang, seperti kemampuan kurang dari orang yang pertama?
  3. Terkait selama BPUPKI, tokoh umat Islam hanya 7 orang, lalu di PPKI mengerucut hanya 2 orang. 2 orang islam ini apakah ia orang yang memperjuangkan nilai Islam itu atau hanya dua orang islam saja disitu?
  • Jawaban
  1. Setiap kita itu harus jadi somebody di setiap urusan. Kita memang mungkin cuma ngurusin anak-anak, tapi saya termasuk orang yang beranggapan…

“gaada siswa yang gap inter, adanya guru yang gabisa ngajar” jika kita memasukkan totalitas yang kita miliki, pasti akan ada diferensialnya. Jika anda hanya mengurusi 10 anak tapi dengan kesungguhan luar biasa, maka akan menjadi suatu halaqah yang sangat baik. Anda jadi seorang ketua departemen sekretariatan di LDF (Lembaga Dakwah Fakultas), tapi kita bisa bikin sebuah sitem sekretariatan yang sangat bagus, itu inovasi yang sederhana tapi menuntaskan. Kita jangan pernah mengecilkan peran kita sekecil apapun.

Aa Gym pernah menjadi satu-satunya murid yang dimentori oleh gurunya.

Bahkan sebagai suami saya harus memastikan istri saya punya kontribusi yang hebat. Maka, dibalik suami yang hebat ada istri yang hebat.

Hari ini kita ini dirusak oleh kecintaan terhadap dunia yang berlebihan, sehingga orientasi kita menjadi bergeser

Namun, saya yakin orang semacam itu (yang kontribusinya totalitas) juga bisa membuat perubahan

  1. Dunia itu jangan selalu dibayangkan seperti hitam putih

Karena dalam hidup kita, justru kita yang kadang-kadang membatasi pilihan kita. Tergantung kebutuhannya, misalnya contoh Perang Mu’tah. Zait bin Haritsah gugur,

Jafar bin Abi Thalib, Abdullah bin Rawahah gugur ketika melawan pasukan romawi. Waktu itu ada khalid bin walid yang baru masuk islam. Akan tetapi setelah 3 panglima syahid, siapa lagi yang harus memimpin? Ketika perang, maka yang dibutuhkan untuk memimpin adalah panglima perang. Akhirnya dimintalah beliau untuk menjadi panglima. Sebelumnya beliau menolak, karena baru masuk islam, tapi ya engga ada lagi selain beliau.

Sebetulnya dalam hidup, kita itu tidak dibatasi oleh pilihan-pilihan kita sendiri. Makanya kita harus naik kelas, bermain dan berkontribusi lebih tinggi insyaAllah kalau kita punya wawasan yang lebih luas, kita akan melihat bahwa batasan-batasan itu tidak ada.

Boleh rajin ibadah, tapi kalau dia tidak pernah berusaha? Umar bin Khattab,  Ada si A yang berpartner dengan sodara yang satu dagang yang satu tukang doa, nah mana ada yang berpartner seperti itu. Makanya kemudian sayyidina Umar bin Khattab menyuruh ia keluar dan bekerja.

  1. PPKI dibentuk oleh Jepang. Se-suudzon-suudzonnya kita kita berpikir bahwa Jepang memang gak ingin umat ini maju.

Mengapa umat ini engga bisa menggerakkan potensinya untuk naik?

Nanti di surga coba tanyain sama pahlawan-pahlwan indonesia mengapa zaman dahulu berjuang sampai seperti itu, bagaimana perjuangan mereka. Kita harus menaikkan kualitas umat islam.

  • Jangan pernah berhenti berproses. Jadikan kita seorang long life learner. Belajar tuh bisa dimanapun, akan tetapi harus terukur. Karena sejak dahulu, generasi awal kita begitu. Kaum muslimin di era rasulullah SAW. Belum pernah melihat gajah, Mereka bisa menang perang di gurun, bahkan hingga di daerah bersalju. Apakah khalid bin walid dulu adalah alumni akmil? Bukan.
  • Orang-orang yang tiap hari bertambah ilmunya, yang sehari2 belajar, itulah yang harus kita lakukan. Jika kita melewati satu hari tanpa pertambahan ilmu, kita patut menyesal. Ya minimal adalah kita rajin taddabur Al Quran.

Ditulis oleh:
Departemen Islamic Learning Center Salam UI 22

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.