“Notula Bincang Inspiratif #1: Manajemen Stres dan Demotivasi dalam Perkuliahan “

Nama Kegiatan           : Bincang Inspiratif #1

Tema Kegiatan           : Manajemen Stres dan Demotivasi dalam Perkuliahan

Tanggal Kegiatan       : 20 Oktober 2018

Waktu Kegiatan          : 19.30 – 21.30 WIB

Teknis Kegiatan          : On Line via WhatsApp

Pembicara Kegiatan    : Soffa Lutfiah, S.KM.

A. Profil Pembicara

Nama Lengkap            : Soffa Lutfiah, S.KM

TTL                             : Jakarta, 2 September 1994

Alamat                        : Parung, Kab.Bogor

Moto Hidup                : “Bergeraklah, sebab hidup akan mengikis apa saja yang diam. Bergerak atau tergantikan!”

No Hp                         : 0858-9285-9023

Email                           : soffalutfiah033514@gmail.com

Instagram                    : @soffalutfiah14

B. Manajemen Stres dan Demotivasi dalam Perkuliahan

  1. Apa itu Stres dan bagaimana prosesnya?

Sederhananya stres adalah reaksi psikologis dan fisik yang normal terhadap tuntutan kehidupan yang meningkat pada waktu tertentu. Proses stres dimulai saat otak yang terprogram dengan sistem alarm pelindung tubuh mulai merasakan ancaman. Akhirnya terjadilah pelepasan hormone-hormon sebagai responnya. Efeknya bisa bervariasi, mulai dari tekanan darah meningkat, detak jantung meningkat, depresi, otot kaku, nyeri lambung, sakit perut, sakit kepala, dll atau as simple as kita jadi tidak mood dalam beraktivitas.

  1. Apakah Stres selalu bermakna negative ?

Stres tidak selalu berarti negatif. Ada hal-hal positif ternyata yang bisa terjadi ketika seseorang mengalaminya. Stress dibutuhkan agar kita tetap termotivasi dan antusias dalam menjalani hidup. So, stres itu butuh dikelola, agar tetap dalam batas-batas wajarnya dan juga agar dampak positifnya lebih banyak dari dampak negatifnya.

  1. Stres, Ujian dan Keniscayaan

Seperti yang sudah dijelasin, stres sering muncul ketika kita sedang berada dalam situasi-situasi sulit atau tertekan, sebut saja ujian. Hidup ini adalah kumpulan ujian-ujian yang sejatinya mendewasakan dan ujian juga adalah cara Allah menguji keimanan hamba-Nya.

Dalam QS. Al-Ankabut ayat 2-3 :

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja dengan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi (2) Dan sesunggunya Kami  telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (3).”

Jadi, ujian yang membuahkan tekanan-tekanan itu akan selalu ada sebagai bagian dari kehidupan. Sebagai pembuktian tentang siapa yang benar imannya.

  1. Respon terhadap Stres
    Selye (1974) menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai persepsi dan reaksi emosional yang berbeda dalam menghadapi stres. Berdasarkan jenisnya, Selye (1974) membagi stres menjadi dua, yaitu:

    1. Eustres -> respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan konstruktif (bersifat membangun).
      QS Al Insyirah ayat 5-6, kita diminta optimis bahwa dalam satu kesulitan, Allah janjikan dua kemudahan. Bukan setelah kesulitan ada kemudahan, tapi bersama kesulitan ada kemudahan. Jadi, ditengah kesulitan-kesulitan kita pasti ada banyak hal-hal yan tetap bisa kita syukuri. Semakin kita mensyukuri, semakin Allah dekatkan kita kepada pintu solusi. Semakin gelapnya hari, tandanya matahari pagi sebentar lagi muncul.
      Contoh : Kalau sudah deadline ide cemerlang keluar.
    2. Distres -> respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif (bersifat merusak).
      Q.S. Al Isra’ ayat 83: Allah bercerita tentang orang yang ketika dikasih nikmat jadi sombong, dan ketika ditimpa kesusahan, dia berputus asa.
      Contoh: Ketika stres menjadi konsumsi narkoba, miras, merusak diri sendiri, bunuh diri, dll
  2. Mengubah Paradigma
    Menurut Ka Soffa, cara pertama mengelola stress adalah dengan mengubah paradigma. Perkuliahan yang dijalani dengan segala macam tantangan didalamnya, seringnya kita maknai sebagai sebuah beban. “Duh mau ujian, duh harus kuis besok, duh skripsi temanya susah, dan duh duh yang lain”. Padahal diluar sana, sangat banyak orang yang ingin kuliah, tetapi belum berkesempatan. Padahal banyak diluar sana yang ingin masuk UI, atau kampus lainnya, tetapi bangkunya sudah dimenangkan oleh teman-teman.
    Mari kita ubah paradigma kita, bahwa perkuliahan dan segala macam tantangannya, ini bukan beban, tapi ini kenikmatan dari Allah yang sangat besar dan harus kita syukuri. Aturan main dari nikmat adalah, ketika kita syukuri, maka Allah akan tambahkan lagi dan ketika kita ingkari, hati-hati, adzab Allah sangat pedih. Jadi, yuk bersyukur J.Banyak keutaman yang Allah sebutkan untuk para penuntut ilmu, dan kita sedang dalam bagian orang yang ditinggikan derajatnya, jika kita ikhlas dan sungguh-sungguh dan ikhlas menjalaninya. Jika kita tidak tahan lelahnya belajar, maka kita harus siap menanggung pedihnya kebodohan.
  3. Cara Mengelola Stres

Dari berbagai macam sumber yang Ka Soffa baca, mengelola stress bisa dilakukan dengan beberapa tips berikut:

  1. Perbaiki keimanan kita kepada Allah.

Dari paparan Ka Soffa, kebetulan beliau mengikuti kajian yang Ustadznya bilang, “Cemas itu adalah tanda kita tidak sedang bersama Allah. Contoh sederhana ketika kita di pesawat dan ada urbulensi hebat, ketika kita panik dan berpikiran yang tidak-tidak, bisa dipastikan saat itu kita sedang tidak bersama Allah. Ketika kita selalu menjaga Allah dalam aktivitas kita, perasaan yang munucl adalah ketenangan bukan ketenangan yang melalaikan, tapi perasaan tenang yang bertenaga, yang membuat kita semakin produktif dalam beramal.

Qs. Ar-Ra’d ayat 28 : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”

  • Mari Menulis

Selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menuliskan semua kekhawatiran kita, dari A-Z. Tulis semua stressor kita dan dibuat timeline penyelesainnya dengan langkah-langkah yang jelas. Setelah itu dieksekusi dengan disiplin tinggi. Terkadang yang bikin kita stress adalah kita hanya terus-terus memikirkannya, bukan mengerjakannya. Kutipan nasihat Ust. Salim A. Fillah, “Kekhawatiran  itu tidak membuat suatu masalah membesar, melainkan jiwa kita yang mengerdil”

  • Mengambil Jenak

Setiap kita punya cara masing-masing untuk mewujudkan “Me Time”. Silahkan, selama itu hal-hal yang positif dan tidak melanggar syariat. Silahkan mengambil jenak, berefleksi, mengumpulkan kembali semangat, menjernihkan kembali niat. InsyaAllah setelah itu kita akan jadi pribadi yang lebih kuat dalam  mengusaha.

  • Berbaik sangka terhadap Allah

Ini sangat penting, semangati diri kita dengan optimisme, dengan kata-kata yang positif, jangan sebaliknya. “Change your word, you can change your world.”. Hati-hati ya, tiap kata adalah doa dan Allah bilang, “Ana inda dzonni abdi”, Aku sesuai prasangka hambaKu, kata Allah

  • Doa dan Tawakkal

Saat ikhtiar maksimal sudah dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah kita, sekarang saatnya tangan-tangan Allah bekerja menuntun kita menuju pintu-pintu penyelesaian. Setelan itu, langitkan doa, sebab takdir baik dan buruk berperang dilangit Allah, karena doa, yakin kalo Allah tau yang terbaik untuk kita, yang menciptakan kita, yang paling tau segala yang terbaik untuk ciptannya. Inget kalo Allah ndak pernah dhzolim sama hambaNya.

C. Pertanyaan

  1. Bagaimana cara agar tetap atau bahkan meningkatkan produktivitas ketika berada di bawah tekanan? (Alfiyanti Nurul Faizah, Psikologi UI)

Jawab:

Suatu pekerjaan membuat kita tertekan, seringnya krna hal-hal berikut :

  1. Pekerjaan terlalu banyak dan waktunya singkat.
    -> coba buat list prioritas. Mana yang penting dan mendesak.
  2. Kita belum ahli/terbiasa mengerjakannya.
    ->perbanyak latihan. Bisa karena biasa. Dibuat alur kerjanya, dari mana kita harus mulai dan bagaimana melakukannya. Jangan malu bertanya pada yang lebih ahli.
  3. Atau ada masalah-masalah lain diluar pekerjaan yang membuat kita tidak fokus.
    ->mari belajar fokus. Bersihkan isi kepala kita dari hal-hal yang tidak seharusnya ada disitu. Saat kuliah memikirkan organisasi. Saat organisasi memikirkan rumah. Saat dirumah memikirkan kuliah. InsyaAllah jika isi kepala kita sudah bisa dikondisikan, kita akan lebih rileks.
    Intinya, buat to do list, dan bismillah, disiplin dikerjakan. Semakin sering kita mengatasi tekanan-tekanan, semakin terbiasa. Jangan hancur saat tertekan.
  1. Assalamu’alaikum.. Terkadang saya klau ada tugas kuliah itu kalau deadline nya masih jauh terkadang malas ngerjain karena biasa suka blank dan akhirnya jadi stress sendiri. Tapi kalau deadline nya mepet terkadang otak saya lebih cepet paham sama materinya jadinya terkadang paling sering sistem kebut semalam. Kira-kira itu faktor apa yah mbak dan bagaimna solusinya? (Muzdalifa lubis, Univ. Sembilanbelas November kolaka, Sultra)

Jawab:

hehe.. Itu aku banget juga jaman kuliah dulu. Memang ada orang-orang yang seperti itu de. Ngerasa produktif ketika udh injury time. Aku dulu merasa itu baik-baik aja. Sampe ketika skripsi, cara itu membuat ak pusing sendiri. Kita butuh habituasi, pembiasaan. Utk mengerjakan tugas-tugas itu jauh sebelum deadline. Tapi idenya ko ga keluar ya? Gapapa, kerjain aja se keluarnya ide dulu. Setelah ku coba, hasil akhir pekerjaan ku lebih baik yg dicicil daripada yg SKS. Karena kita bisa review, kroscek, minta masukan teman, dll. Dan ngerjainnya ga harus sambil panik sana sini, kerjainnya bisa sambil minum jus, dengerin musik, haha hihi, dll. Cobain yaa, InsyaAllah lebih enjoy.

  1. Kalo utk kak Soffa sendiri, saat stress, biasanya kak Soffa melakukan apa? Dan seberapa ngaruhnya mengobati stress kakak? (Elfira Muthia Y, FIK UI)

Jawab:

wahh…Kalo aku lagi stres me time nya dua hal :1. Baca buku menyendiri. 2. Ke toko buku (baca buku disana). Buku yang dibaca yang sekiranya bisa mengurai kekhawatiran aku. Biasanya bacanya buku-buku motivasi. Yang bisa kasih aura positif ke diri aku. Seberapa ngaruhnya, sejauh ini Alhamdulillah pengaruhnya besar. Oiyaa.. Sama cerita ke Ummi klo lagi ada masalah. Itu sangat melegakan.

  1. Bagaimana cara kita memfokuskan hidup yang positif dengan beban amanah yang cukup banyak dipundak? (Dina Mariana, UIN Jakarta)

Jawab:

pertama yuk kita cek, beban amanah yang cukup banyak di pundaknya itu apakah hal positif? Kalo iya, secara tidak langsung kita sudah mencoba untuk memfokuskan hidup kita dalam hal yang positif. Kalo tidak, amanah yang banyak itu coba diseleksi. Mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dilepas. Saat kita menempa diri dengan amanah-amanah yang positif, yakin kita sedang ditarbiyah uuntuka jadi manusia yang semakin positif. Sebab amanah itu bukan hanya menuntut, tapi juga menuntun J Atau coba kamu definisikan lagi makna hidup yang positif itu gimana 🙂 terus dibuat langkah-langkah pencapaian dan prioritasnya, dengan amanah-amanah yang sekarang udah ada. Oiyaa.. Kita juga harus belajar asertif. Banyak akhwat yg sangaaatt tidak enakan untuek menolak amanah. Assess diri kita dengan baik. Sanggup kah ambil amanah itu. Kalo sanggup, bismillah diiyakan. Kalo sekiranya ndk sanggup, sampaikan permohonan maaf saat menolak.

  1. Saya baru tau ada istilah eustres dan distres, terimakasih ilmu barunya Dan memang saya cenderung eustres. Nah yg ingin saya tanyakan, bagaimana caranya mengkomunikasikan ke orang terdekat ketika kita eustres. Yg ada biasanya nih ya, malah disuruh istirahat segera (takut sakit), padahal deadline di depan mata dan sy sdg semangat2nya (sebelumny gak tau harus ngapain)? (Nisa asal depok)

Jawab:

Gimana cara mengkomunikasikannya?Komunikasikan dengan bukti, bukan janji. Hehe Bukttin kalo kamu tetep sehat, kamu sdg semangat ngerjain ini wlwpun tertekan. Kurangi ngeluh itu penting. Kadang karena kita banyak ngeluh, jadi org tua kita khawatir. Kalo bisa, ngerjainnya dikamar yg kondusif. Biar ndk banyak distraksi. Daan setelah pekerjaan selesai kita keluar kamar dg wajah sumringah.

  1. Biasanya stress itu muncul ketika kita jauh dari Allah (contoh saat haid). Tips & Trik serta aktivitas apa saja yang tetap bisa dilakukan untuk menjaga ruhiyah wanita ketika haid, agar selalu dekat dengan Allah? (Ati, UNJ)

Jawab:

betul banget. Saat lagi jauh dari Allah, resiko stres nya besar. Kita jadi lebih lemah. Karena kita sedang jauh dari sumber kekuatan itu. Jadi kita harus tetap berdekat dekat dengan Allah, pun saat haid. Caranya banyaaakk banget yang bisa dilakuin : Sebab terhubung denganNya tidak hanya dengan shalat dan tilawah quran.

Beberapa yang bisa dilakukan sebagai berikut :

  • Murajaah àhaid jd moment yg oke banget buat ngulang hafalan. Kalo lagi ga haid biasanya kan ada target tilawah yg harus dipehuhi. So ini momentnya.
  • Dzikir àPakai counter dzikir yg melingkar dijari itu. InsyaAllah efektif buat meningkatkan frekuensi dan intensitas dzikir kita.
  • Amalkan doa doa harianàBanyak dari kita sering banget lupa. Jadi yuk coba dibaca lagi doa doa hariannya J
  • Alma’tsurat àal ma’tsurat pagi petang jangan sampai lewat.

Awalnya sughro, lama lama kubro. Awalnya liat teks, pelan-pelan coba dihafal. InsyaAllah makin tenang. Baca buku yg positif àbiar makin semangat. Berkumpul dengan teman-teman yang shalihah à yang ada dideketnya aja bikin kita tenang. Yang denger nasihatnya jadi bikin kita semang lagi J

  1. Kak soffa, mau nanya nih. Gimana ketika setiap hal yg tidak masih belum bisa kerjkan atau selesaikn selalu kita anggap beban dan ngebuat kita stres. Padahal sbnrny tu bukaan hal yng besar. Minta tips ya dari kak soffa supaya bisa ngatasin hal itu, terimakasih (Rian Budiasih, Universitas Palangka Raya)

Jawab:

coba meet up sama orang sekitar kita yng lagi ngelakuin hal-hal besar dalam hidupnya. Biar kita bener-bener tersadar kalo yang kita lakukan ini sangat sangaatt sangaaattt bisa kita selesaikan dan taklukan, dengan baik. Bukan se-adanya aja. Dan terus sugestiin ke diri kita klo itu bukan hal susah dan berat buat diselesaikan, kita pasti bisa. Dan cara terakhir meyakinkan diri kita bahwa hal itu bisa diselesaikan adalah dengan benar-benar berprogress menyelesaikannya. Keyakinan itu akan semakin menguat. Dan kita akan semakin semangat.

  1. Kak, sering banget, ada orang yang mengatakan kalau stress dan iman tuh gaada hubungannya, gimana ya caranya mengingatkan teman yanag curhat begini ya? (Risa UI)

Jawab:

Jelas bangett ada hubungannya. Buktinya ada oranag yng stress bunuh diri. Ada orang yanag stress, lalu mencuri atau korupsi. Coba kasih contoh-contoh stress yang desktruktif hingga akhirnya melanggar syariat agama dan kasih juga contoh stress yanag positif yng akhirnya menguatkan keimanan. Misal ketika rasulullah di medan perang, pasukan muslim sedikit, persenjataan kalah jauh daria pasukan lawan, itu situasi resiko stres yaneg tinggi banget. Tapi ketika rasul mengelola stressnya dengan baik, keyakinannya jadi makin belipat. Optimismenya menguat. Dan kemenangan Allah tampakan semakin dekat.

  1. Kak kalo setelah me time dan istirahat malah bikin tambah males-malesan dengan dalih “ah gue kan lagi istirahat” gimana tuh kak buat mengembalikan ‘niat’ awal? (Nadhira, fmipa ui)

Jawab:

Me time nya pake kontrak yang clear. Aku pernah kaya gitu. Me time 1 hari. Setelah itu Soffa harus ABCDE, kalo ga dilakuin ada punishment. Kalo ABCDE selesai, ada reward. Rewardnya yang bisa bikin kita termotivasi buat segera menyelesaikan itu dan terus ulang-ulang ke diri kita, semakin kita menunda-nunda mengerjakan, semakin kita lama dalam kecemasan ini. Allah kirimkan pertolongan ke hambaNya yang sungguh-sungguh berusaha daan Allah sangat tau, mana yng sungguh-sungguh, mana yang lalai. Kita mau Allah tolong kan? yuk sungguh-sungguh J.

“If you dont fight for what you want, dont cry for what you lose”

Diterbitkan oleh Departemen Syiar Kemuslimahan Salam UI 21

Dokumen dapat diunduh di bawah ini.

2 pemikiran pada ““Notula Bincang Inspiratif #1: Manajemen Stres dan Demotivasi dalam Perkuliahan “

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.