“Mengenal Masjid Al-Aqsha”

Sebagai seorang muslim, tentu kita menegetahui bahwa masjid Al-Aqsha yang terletak di Palestina berbeda dengan masjid-masjid lainnya di dunia. Salah satunya adalah karena masjid Al-Aqsha adalah kiblat pertama kaum muslim dan merupakan tempat Nabi Muhammad isra’ mi’raj untuk menerima perintah tentang solat 5 waktu.

Selain informasi tersebut, mungkin masih banyak muslim yang belum mengetahui seluk-beluk tentang masjid Al-Aqsha ini. Untuk itu mari kita simak penjelasan berikut.

Masjid Al-Aqsha, atau yang sering disebut dengan Baitul Maqdis, merupakan sebuah kompleks yang berada di Kota Lama Yerusalem. Kompleks ini dibangun pada tahun 957 SM oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Kompleks ini sering dikelirukan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Qibli, yang sebenarnya adalah masjid yang berada di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha.

Seperti yang telah disebutkan di atas, Masjid Al-Aqsha merupakan salah satu tempat Nabi Muhammad isra’ mi’raj setelah sebelumnya melakukan perjalanan dari Masjid Al-Haram yang ditempuh dengan buraq. Ketika Nabi Muhammad sampai di Baitul Maqdis, ia melaksanakan shalat dua rakaat di Bukit Bait Suci, dan selanjutnya dibawa oleh malaikat Jibril untku naik ke surga. Di surga, Nabi Muhammad bertemu dengan nabi-nabi lainnya dan kemudian menerima perintah dari Allah yang menetapkan kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan shalat lima waktu setiap harinya. Lalu ia dikembalikan ke Mekkah untuk memberi tahu umat Islam.

Selain tempat isra’ mi’raj, Masjid Al-Aqsha pernah menjadi kiblat shalat umat Islam selama sekitar empat belas atau tujuh belas bulan setelah peristiwa hijrah ke Madinah pada tahun 624. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Masjid Al-Haram dengan petunjuk dari Allah seperti pengungkapan kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, doa mereka untuk Ka’bah dan Mekkah, upaya mereka membangun Ka’bah, dan perintah membersihkannya untuk digunakan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Setelah itu juga diturunkan ayat-ayat Alquran yang memerintahkan umat  Islam untuk menghadap ke arah Masjid Al Haram dalam salat mereka.

Umat Islam mengambil alih kepemimpinan Yerusalem dari Romawi Timur pada tahun 637, pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattahab. Baitul Maqdis pada saat itu masih dalam keadaan tidak terawat. Umar menemukan Batu Fondasi yang diyakini sebagai titik pijakan Nabi Muhammad ketika naik ke surga. Lalu ketika masa kekhalifahan Umayyah, mulai didirikan beberapa bangunan di tanah Masjid Al Aqsha. Pada tahun 691, didirikan sebuah bangunan segi delapan berkubah yang menaungi Batu Fondasi oleh Khalifah Abdul Malik. Bangunan itu yang kemudian dikenal dengan Kubah Shakhrah.

Pada tahun 1099, setelah kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama, kepemimpinan Yerusalem beralih ke tangan umat Kristen. Setelah peristiwa ini, Kerajaan Kristen Yerusalem didirikan. Jami’ Al Aqsha diubah menjadi istana kerajaan dengan nama Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo) dan Kubah Shakhrah diubah menjadi gereja dengan nama Templum Domini (Kuil atau Bait Tuhan). Namun umat Islam dapat mengambil kembali kepemimpinan Yerusalem pada tahun 1187 setelah kemenangan Salahuddin Al Ayyubi. Semua jejak dan bekas peribadahan Kristen di Masjid Al Aqsha dihilangkan dan kompleks tersebut kembali kepada kegunaan asalnya. Kewenangan umat Islam terhadap Masjid Al Aqsha cenderung tanpa gangguan hingga lepasnya wilayahnya Palestina dari Utsmaniyyah.

Setelah Perang Enam Hari yang berlangsung dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 10 bulan Juni 1967, pemerintah Israel mengambil alih kepemimpinan Kota Lama Yerusalem, termasuk di dalamnya Masjid Al Aqsha. Sejak saat itu mulai banyak gangguan-gangguan dari orang yang berusaha menghancurkan bangunan yang ada di Masjid Al-Aqsha. Contoh dari gangguan tersebut adalah seorang warga negara Australia berusaha membakar Jami’ Al Aqsha padaJuni 1969, kelompok yang dipimpin Yoel Lerner merancang makar untuk meledakkan Kubah Shakhrah dan Jami’ Al Aqsha pada tahun 1974, 1977, dan 1983, pasukan Israel yang berpatroli di daerah tersebut memblokir jamaah untuk masuk ke Al Aqsha dan penembakkan gas air mata kepada jamaah wanita pada 8 Oktober 1990, dan masih banyak lagi.

Antara tahun 1992 sampai 1994, pemerintah Yordania melapisi kubah dari Kubah Shakhrah dengan 5.000 pelat emas. Mimbar Shalahuddin juga dipulihkan. Perbaikan ini diperintahkan Husain, Raja Yordania, dengan anggaran pribadi sebanyak $8 juta.

Majid Al-Aqsha selain dikenal juga sebagai Baitul Maqdis mempunyai 20 nama lainnya seperti Majid Elia, Baitul Al-Qudus, uri Salem, Shil’un, Al-Mahfuzah, dan lainnya.

Luas keseluruhan kompleks Masjid Al Aqsha adalah sekitar 144.000 meter persegi dan dapat menampung 400.000 jamaah. Beberapa bangunan yang terdapat dalam Masjid Al Aqsha adalah Masjid al-Qibli, Masjid Kubah ash-Shakhah, Musala Al-Marwani yang berada di bawah tanah, Masjid al-Aqsha al-Qadim yang berada di bawah Masijd al-Qibli, Masjid al-Buraq yang berada si bawah tanah, Masjid al-Maghribah, dan Masjid an-Nisa.

Masjid al-Qibli adalah tempat shalat yang berada di Masjid Al Aqsha bagian selatan dan di bawah Masjid  Ciri khas dari bangunan ini adalah kubah biru keabu-abuannya. Masjid ini dapat menapung sekitar 5000 jamaah.

Kubah Shakhrah adalah bangunan berbentuk persegi delapan dan berkubah emas. Bagunan ini menaugi shakhrah (batu) yang merupakan tempat paling suci dalam kepercayaan Yahudi karena diyakini sebagai tempat dimana Nabi Ibrahim hendak mengorbakna Nabi Ismail. Menurut beberapa pendapat, batu ini juga merupakan titik Nabi Muhammad SAW berpijak untuk menuju ke langit pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Kubah Shakhrah juga merupakan salah satu bagunan Islam tertua di dunia yang selesai dibangun pada tahun 692 M pada masa kepemimpinan Dinasti Ummayah.

Mushala Al marwani digunakan sebagai tempat shalat yang terletak di bawah tanah. Tempat ini merupakan tempat terluas di komplek Masjid al-Aqsha yang mempunyai daya tampung hingga 10.000 jamaah. Tempat ini dahulu merupakan penamppungan air yang dibangun pada masa kekaisaran Romawi abad kedua.

Masjid al-aqha al-Qadim terletak dibawah masjid al-Qibli. Tujuan dibangunnya masjid ini adalah untuk meratakan sisi selatan halaman al-Aqsha agar sama dengan sisi utara. Masjid ini dapat menampung sebanyak 1000 jamaah.

Masjid al-Buraq terletak di barat daya Masjid al-Aqsha. Dinamakan al-Buraq karena diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW meletakkan kendaraannya pada peristiwa Isra’ Mi’raj yakni Buraq.

Masjid an-nisa merupakan bangunan yang terletak di sisi barat masjid al-Qibli, bangunannya terbentang hingga dinding barat masjid al-Aqsha. Pada masa pemerintahan Shalahuddin, tempat ini dijadikan tempat salat untuk perempuan. Kini masjid an-Nisa dibagi menjadi tiga bagian, yakni yang pertama sebagai tambahan bagian museum, yag kedua utnuk perpustakaan umum, dan yang ketiga untuk gudang.

Untuk masuk kedalam kompleks Masjid al-Aqsha terdapat 15 pintu masuk, yang 5 diantaranya sudah tertutup dinding sejak zaman Shalahuddin. Nama 15 pintu tersebut adalah pintu al-Asbat, Pintu Hizzah, Pintu al-Atam, Pintu al-Gawanimah, Pintu an-Nazir, Pintu al-Hadid, Pintu al-Qatanin, Pintu al-Mitharah, Pintu as-Silsilah, Pintu al-Magharibah, Pintu al-Janaiz, Pintu ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu al-Munfarid. Pintu-pintu yang telah ditutup adalah Pintu al-Janaiz, Pintu ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu al-Munfarid.

Selain bangunannya dan sejarahnya yang istimewa, Masjid Al-Asha ini beberapa memiliki kemuliaan yang telah disebutkan dalam Al-Quran. Kemuliaan yang pertama adalah masjid ini disebutkan secara langsung atau tektual dalam Al-Quran, yakni dalam Surah Al-Isra ayat 1. Di dalam ayat tersebut disebutkan bahwa telah diberkahi sekeliling masjid al-Haram dan masjid al-Asha. Kedua adalah dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pahala orang yang salat di Masjid al-Aqsha lebih banyak dibandingkan salat di masjid lainnya (selain Masjid al-Haram dan an-Nabawi). Rasulllah SAW dalam sebuah riwayat menyebutkan pahala orang yang salah di Masjid al-aqsha adalah lima ratus kali salat.

Disusun oleh:
Departemen Salam Palestine and International Center Salam UI 22

Dokumen dapat diunduh di bawah ini.

Referensi:

Hillenbrand, R. “Masdjid. I. In the central Islamic lands”. Dalam P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers.

Ensiklopedi Masjid al-Aqsha

“Al-Aqsa Mosque, Jerusalem”. Atlas Travel and Tourist Agency..http://www.atlastours.net/holyland/al_aqsa_mosque.html Diakses tanggal November 2019

 Mosaad, Mohamed. Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective http://www.godsholymountain.org/papers/bayt.pdf

https://www.kompas.com/tag/Masjid-Al-Aqsa

https://www.suara.com/tag/masjid-al-aqsa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.