Oleh Ahmad Baihaqy (Kepala Departemen Khusus Pembinaan dan Pengaderan Formasi FIB UI)
“Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dirantai.”(H.R. Bukhari)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat yang tidak bisa kita hitung, dan salah satu nikmat yang kita rasakan sekarang adalah diperkenankannya jasad dan ruh kita untuk dapat menyelami samudera penuh berkah di bulan ramadhan ini. Shalawat bermahkotakan salam juga tak lupa senantiasa kita sampaikan kepada manusia yang paling berjasa menegakkan agama yang haq ini, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan juga kepada para keluarga, sahabat, serta pengikutnya termasuk kita semua.
Ramadhan adalah bulan yang pernuh hikmah. Ibnul Jauzi pernah mengatakan, bahwa bulan Ramadhan ini adalah bulan yang spesial dari 12 bulan lainnya. 12 bulan itu seperti anak-anak nabi Ya’qub dan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya bagaikan nabi Yusuf di antara saudara-saudaranya. Maka seperti halnya nabi Yusuf merupakan anak yang paling disayang oleh nabi Ya’qub, seperti itulah juga Ramadhan bulan yang paling dimuliakan oleh Allah. Maka merugilah bagi setiap muslim yang tidak bisa memaksimalkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Kini Ramadhan sudah memasuki hari ke-20, tandanya bahwa sebentar lagi bulan mulia ini akan berakhir. Sangat disayangkan jika kita tidak bisa memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya, karena Ramadhan adalah momentum pembangkit ruhiyah dan tazkiyatun nafs (penyuci jiwa).
Seekor kuda pacu jika sudah berada mendekati garis finish, ia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan. Maka jangan sampai kuda itu lebih cerdas dari kita sebagai manusia. Karena sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Untuk itu, jika kita termasuk yang tidak baik dalam menyambut ramadhan, maka semoga kita bisa melakukan yang terbaik saat menjelang perpisahan.
Berikut ini adalah hal yang bisa penulis sarankan dalam menjalani sisa Ramadhan dengan maksimal. Lets make your ramadhan great again!
Kurangi Waktu Tidur, Perbanyak Ibadah
Sebuah keterangan yang menyatakan tentang tidurnya orang berpuasa adalah sebuah keterangan yang cukup lemah. Sebaiknya bagi kita untuk melakukan aktivitas yang produktif dibandingkan lebih banyak waktu untuk tidur. Dari sini kita bisa memulai melakukan atau membuat mutaba’ah yaumiyah, targetan ibadah kita yang bertahap, atau merencanakan kegiatan produktif yang tidak biasa kita lakukan di hari-hari biasanya. Penulis juga menyarankan kepada pembaca untuk mencari fadhilah amalan yang dilakukan seiring menjalani targetan atau kegiatan ibadahnya. Hal ini bertujuan untuk menambah ilmu sekaligus menambah semangat dalam menjalankan segala aktivitas atau amalan ibadah.
Adapun waktu yang bisa dipakai istirahat selain pada malam hari adalah tidur qailullah. Yaitu waktu tidur sekitar 15 menit sebelum dan sesudah sholat dzuhur sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Nonaktifkan Gadget Bila Tidak Diperlukan
Salah satu hal yang dirasakan penulis dalam menghambat beberapa kegiatan adalah penggunaan gadget yang berlebihan sehingga membuat banyak waktu terbuang untuk hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Solusi dari hal ini adalah mengatur waktu penggunaan gadget dengan membuat jadwal yang di prioritaskan. Seperti membalas pesan, menghubungi orang lain, dan membaca berita atau artikel bermanfaat lainnya di internet. Selain itu, kita bisa juga mengganti gadget dengan memegang tasbih, agar kita semakin bisa berdzikir kepada-Nya.
Akrabkan Diri dengan Al-Qur’an
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “…Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang keduanya.” (al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 38).
Al-Qur’an layaknya sumber tenaga, sumber kehidupan, dan sumber dari segala kebaikan. Maka dari itu cobalah dengan niat yang ikhlas untuk mulai berinteraksi lebih dengan Al-Qur’an. Duduk dan bacalah ayat demi ayat, surat demi surat. Kemudian lakukanlah tadabbur pada ayat-ayat yang kita baca agar menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an.
Jika sudah terbiasa dengan hal ini maka hati dan pikiran kita akan terpaku pada-Nya dan dia akan menyatu dalam setiap sendi kehidupan kita.
Semoga kita adalah orang-orang yang mendapatkan syafa’at dari Al-Qur’an di hari akhirat kelak.
Menghidupkan Malam
Salah satu kelebihan di bulan Ramadhan adalah mudahnya kita bangun pada dini hari. Selain menunaikan ibadah salat tarawih setelah Isya, kita juga bisa menambahnya dengan salat tahajjud pada dini hari. Malam Ramadhan merupakan tempat berkumpul banyak kemuliaan. Ramadhan merupakan saat-saat dimana do’a begitu mudahnya dikabulkan. Akhir malam lah waktu yang paling tepat untuk berdoa.
Berdoa di saat itu sangat didengarkan dan Allah SWT pantang menolak permohonan hamba-Nya.
Dari Abi Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala (dari Allah), maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (Muttafaqun ‘alaih).
Menghidupkan malam di sini tentunya termasuk salat tarawih, tahajjud, hajat, dan sebagainya. Di antara keutamaan salat yang dijanjikan Allah SWT lewat lisan Nabi-Nya adalah: “Hendaklah kalian salat malam, karena salat malam adalah kebiasaan yang dikerjakan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus berbagai kesalahan, dan pencegah perbuatan dosa.” (HR Tirmidzi).
Tentunya kita menginginkan agar salat malam kita di bulan Ramadhan bisa terus berlanjut di bulan-bulan lainnya. Sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang hanya “menyembah” Ramadhan. Allah SWT hadir di setiap bulan. Oleh karena itu, ketaatan kepada-Nya pun harus hadir kapan saja dan di mana saja.
Berikut ini tips dari Ibnu Qudamah agar mudah bangun malam:
a. Jangan banyak makan. Hasan Al Bashri berkata, “Bertaubatlah kepada Allah dari banyak makan dan minum.”
b. Tidak meninggalkan tidur siang, Umar bin Khattab berkata, “Tidur sianglah engkau karena syaitan itu tidak tidur siang.”
c. Janganlah meletihkan diri dengan aktivitas yang berat di siang hari.
d. Menjauhi dosa. Sofyan Atsauri berkata, “Aku tidak bisa bangun malam selama lima bulan karena satu dosa yang saya lakukan.”
Cukup sekian saran yang bisa penulis berikan, tentu masih banyak sekali amalan ibadah dan kegiatan produktif lainnya yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan Ramadhan tahun ini. Atas segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis memohon maaf kepada Allah atas segala kesalahan khususnya yang ada dalam tulisan ini.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.