ArtikelKOPI RamadhanOpini

“Live Your Ramadhan to the Fullest”

Oleh: Nabilah Choerunisa (Wakil Kepala Departemen Kastrad FSI FEB UI)

Jika pada tahun baru orang-orang ramai membuat resolusi hidup, maka ada baiknya kita menghadapi Ramadhan dengan membuat resolusi yang berkaitan dengan peningkatan iman serta ruhiyah kita. Sangatlah rugi jika kita menghabiskan waktu dibulan ini hanya dengan bermalas-malasan, tanpa target yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, orang yang menghadapi bulan Ramadhan tanpa target ibadah tertentu bagaikan seorang musafir tanpa bekal yang tersesat di pasar. Ia berada di tempat dimana dengan mudahnya ia bisa mengisi perbekalan, namun karena ia tak membuat daftar barang yang dibutuhkan ia menjadi bingung. Pasar diibaratkan seperti keadaan bulan Ramadhan, dimana dengan mudahnya kita menjemput rahmat Allah. Namun karena kita tidak memiliki target tertentu yang akan dicapai pada bulan Ramadhan, maka percuma saja kita berada di pasar tersebut. pulang dari pasar melanjutkan perjalanan tanpa bekal yang berarti.

Bulan Ramadhan memang bulan yang cocok dan mendukung bagi kita yang ingin mulai memperbaiki kualitas ibadah dan iman. Hal ini dimulai Pada shalat tarawih pertama yaitu mengucapkan niat untuk puasa dengan sebenar-benarnya puasa. Kemudian pada pagi harinya jika kita ingin membiasakan untuk shalat tahajud, maka kita bisa melatih diri kita di waktu sahur. Jika setelah santap sahur masih banyak waktu tersisa sebelum subuh, jangan langsung tidur. kita dapat melaksanakan tahajud sembari mengunggu azan subuh sembari mencicil target tilawah.

Pada pagi harinya, setelah di atas jam 7 pagi kita bisa melaksanakan shalat duha sebelum melanjutkan aktivitas harian. Selama berkegiatan di siang hari Ramadhan, jagalah diri agar tidak melakukan hal yang dapat mengurangi keberkahan puasa, contohnya menjauhi maksiat, perkataan kotor dan perbuatan sia-sia. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka sedikitpun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri dari makan dan minum.” (HR. al-Bukhari). Bisa dibayangkan, betapa meruginya orang yang berlelah-lelah dalam berpuasa namun kelelahan tersebut tak membuahkan pahala yang setimpal dikarenakan kelalaian.

Jika tidak ada aktivitas, bukan berarti kita dibolehkan tidur sepanjang hari. Lakukan lah kegiatan ringan yang tidak memakan banyak tenaga, missal membaca buku atau kegiatan seru lainnya. Jika ingin tidur, usahakan tidak berlebihan.

Pada sore hari, masyarakat Indonesia menuansakan bulan Ramadhan dengan menjual berbagai macam tajil atau makanan ringan untuk berbuka puasa. Momen ini dapat berbuah pahala ketika kita membantu orang tua, kakak atau adik kita untuk mempersiapkan makanan berbuka puasa. Ath Thobari rahimahullah menerangkan, “Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi”. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar bahwa, “Barangsiapa yang mempersiapkan segala perlengkapan perang bagi orang yang ingin berperang, maka ia akan mendapatkan pahala berperang. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun akan mendapatkan pahala berpuasa.”

Jika ingin menambah banyak pahala lagi, kita bisa memberi makan orang yang berpuasa dengan cara memberi makan langsung atau berdonasi. Seperti yang Rasulullah janjikan, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air.

Selain itu, umumnya orang-orang menjadikan bulan Ramadhan sebagai waktunya untuk silaturrahim atau reuni dengan cara buka bersama. Jika memang ingin silaturrahim, mungkin dapat menggelar acara buka bersama di kediaman salah seorang teman. Hal ini akan membuat kita menjalin silaturrahim dengan keluarga teman tersebut, serta lebih memudahkan dalam melaksanakan shalat. Namun jika ingin bukber diluar, jangan sampai mengorbankan ibadah shalat maghrib dan shalat isya. Jangan pula melupakan Sunnah berbuka puasa, yaitu meminum air putih dan tiga buah kurma terlebih dahulu. Jika kita sedang mempunyai hajat, berdoa di waktu berbuka sangatlah di anjurkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, Do’a orang yang terdzolimi.” Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

Itulah beberapa kiat agar Ramadhan kita dihidupkan dengan ibadah yang menambah pahala. Karena memang esensi dari bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah sengaja sediakan untuk umat muslim agar bermuhasabah, intropeksi diri serta menyadari bahwa banyak nikmat Allah yang dapat kita bayarkan dengan menebus dosa dan maksiat pada bulan-bulan sebelumnya. Masih banyak ibadah yang dapat di laksanakan di bulan Ramadhan seperti itikaf, memperbanyak dzikrullah, dan mencari malam Lailatur Qadr. Semoga kita terhitung sebagai hamba yang dapat menghidupkan Ramadhan dengan baik.

Sumber: https://rumaysho.com/1147-pahala-besar-di-balik-memberi-makan-berbuka.html

Dokumen dapat diunduh di bawah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.