“Kisah Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams Al-Qurasyiah Al-Adawiyah: Pendidik yang Kuat”

(Oleh: Fitri Andriyani – FOKSI Vokasi UI )

Kali ini, kita akan menelusuri perjalanan seorang shahabiyah yang merupakan tokoh ilmuwan wanita, yang mendapat kedudukan tersendiri di sisi Rasulullah SAW dan para sahabat. Ia adalah seorang wanita yang terkenal dengan kepandaian dan kebaikannya sejak zaman Jahiliah, di mana pada saat itu hanya segelintir wanita yang diperbolehkan menulis dan membaca. Setelah masuk Islam, beliau meneruskan pekerjaan mulianya dengan memberikan pendidikan kepada wanita-wanita Islam dengan tujuan untuk menggapai pahala dan ridha Allah SWT.

Wanita ini bernama Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams Al-Qurasyiah Al-Adawiyah. Menurut Ahmad bin Soleh Al-Misri, nama sebenarnya adalah Laila, tetapi lebih dikenal sebagai Asy-Syifa’. Sedangkan beliau memiliki nama julukan, yaitu Ummu Sulaiman. Beliau memiliki suami yang bernama Abu Hathmah bin Ghanim Al-Qurasyi Al-Adawi.

Ummu Sulaiman sangat mahir dalam membaca dan menulis. Selain mahir dalam membaca dan menulis, beliau juga mahir dalam bidang ruqyah (berobat dengan memohon doa). Setelah masuk Islam, Ummu Sulaiman berhenti melakukan ruqyah. Namun, Rasulullah SAW mengizinkan untuk meneruskannya kembali, bahkan menyuruh Ummu Sulaiman untuk mengajarkan kepada salah satu istri beliau, yaitu Hafshah binti Umar bin Khaththab.

Ummu Sulaiman sangat dihormati oleh rasulullah SAW dan para sahabat. Pada saat Umar bin Khattab ra menjadi khilafah, beliau memberikan kepercayaan kepada Ummu Sulaiman untuk menjadi qadhi hisbah di Madinah (orang yang bertugas mengawasi masalah pasar). Selain itu, Ummu Sulaiman turut menyebarkan Islam dan memberikan nasihat kepada umat. Umar bin Khathtab sangat mendahulukan pendapat Ummu Sulaiman. Begitu pula sebaliknya, Ummu Sulaiman juga menghormati Umar karena Ummu Sulaiman memandangnya sebagai suri tauladan yang baik, bertakwa, dan adil.

Ummu Sulaiman wafat pada kekhalifahan Umar bin Khathtab sekitar tahun 20 H. Beliau bukan hanya menjadi guru bagi mereka yang menuntut ilmu, namun juga lentera bagi muslimah yang mendambakan diri sebagai muslimah yang pandai, cerdas, dan berwibawa. Karena sesungguhnya, ilmu yang berguna itu adalah ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa. Namun, tidak mudah memang untuk mencapai kebaikan ini pada zaman sekarang. Demikian ketika kita berbicara haruslah dengan ilmu.

Ingatlah wahai Muslimah sekalian, sesungguhnya Islam itu adalah agama yang sempurna. Agama yang selalu mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan dengan orang lain. Dengan ilmu, seseorang mukmin akan tertolong di akhiratnya nanti. Bukankah ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tidak akan pernah putus?

Dokumen dapat diunduh di bawah ini.

2 pemikiran pada ““Kisah Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams Al-Qurasyiah Al-Adawiyah: Pendidik yang Kuat”

  1. postingan yang sangat bermanfaat Ruqyah Syari’ah bukan saja dikuasai oleh segelintir orang, namun siapa saja bisa menguasai ruqyah, Kehebatan ruqyah bukan didasari betapa saktinya orang tersebut atau betapa banyaknya hafalan surrah Alquraan yang di hafalnya, namun kehebatan Ruqyah dapat dimiliki oleh semua orang, yaitu orang-orang yang benar-benar yakin keapada kekuasaan Allah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.