“Hari Solidaritas Palestina Internasional”

Tepat 72 tahun yang lalu, Sidang Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 181 tentang Pembagian Palestina. Rencana untuk memecah Palestina menjadi wilayah Yahudi dan Arab dengan Yerusalem sebagai pusatnya itu disetujui oleh 33 majelis, dengan 13 majelis menolak dan 10 majelis memilih tidak bersuara. Resolusi itu menyebabkan sebagian besar wilayah Yerusalem dan Betlehem berada di bawah kendali internasional. Pihak Yahudi mendapat bagian di pesisir sekitar Tel Aviv, sedangkan keturunan Arab mendapatkan 45 persen sisanya. Rencana ini sebenarnya mendapat tentangan keras dari oposisi Arab. Akan tetapi, PBB tetap mengajukan pengambilan suara atas resolusi 181.

Kalau dihitung sejak negara Israel berdiri pada 1948, penjajahan terhadap bangsa Palestina sudah berlangsung selama tujuh dasawarsa. Berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik antara kedua pihak belum membuahkan hasil. Hari Solidaritas Internasional dimaksudkan untuk mengingatkan pada kenyataan bahwa masalah Palestina belum terselesaikan. Rakyat Palestina sampai hari ini belum terpenuhi hak-hak asasi kemanusiaannya sebagaimana yang didefinisikan oleh majelis, yakni hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan luar, hak kemerdekaan dan kedaulatan nasional dan hak untuk kembali ke rumah masing-masing dari pengungsiannya selama ini.

Otoritas Palestina telah secara khusus meminta wakil tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib, untuk menyampaikan pesan solidaritas atas nama wakil pemerintah negara-negara anggota PBB bagi para pekerja dan rakyat Palestina dalam acara International Solidarity Meeting with the People and Workers of Palestine, di Jenewa, Swiss (13/6). Dalam pernyataannya, Duta Besar Hasan Kleib menekankan bahwa Indonesia sangat prihatin ketika di ulang tahunnya yang ke 100 ini, ILO sedang membahas masa depan kerja layak, namun para pekerja Palestina justru terus menghadapi kesulitan dalam peroleh pekerjaan. Pertemuan solidaritas internasional bagi pekerja Palestina tersebut diselenggarakan setiap tahun dengan mengundang wakil kelompok pemerintah, pekerja

dan pengusaha. Dalam hal ini, Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi satu-satunya negara yang mewakili kelompok pemerintah. Permintaan khusus Palestina ini tentunya tidak terlepas dari peranan dan dukungan penuh Pemerintah Indonesia selama ini terhadap perjuangan rakyat Palestina.​

Disusun oleh:
Departemen Salam Palestine and International Center Salam UI 22

Dokumen dapat diunduh di bawah ini.

Referensi:

Kemlu. 2019. Indonesia Wakili Negara-Negara PBB Suarakan Solidaritas Terhadap Pekerja Palestina. Diakses pada 26 Oktober 2019 di laman https://kemlu.go.id/jenewa-un/id/news/1081/indonesia-wakili-negara-negara-pbb-suarakan-solidaritas-terhadap-pekerja-palestina.

Dharma, Silviana. 2016. HISTORIPEDIA: Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina. Diakses pada 26 Oktober 2019 di laman https://news.okezone.com/read/2016/11/28/18/1553333/historipedia-hari-solidaritas-internasional-bagi-rakyat-palestina?page=2

Wardah, Fathiyah. 2018. Dubes Palestina: Dunia Harus Ingat Palestina Belum Merdeka. Diakses pada 26 Oktober 2019 di laman https://www.voaindonesia.com/a/dubes-palestina-dunia-harus-ingat-palestina-belum-merdeka/4679790.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.